Gua trauma sama sekolah. Menurut pengalaman gua sepanjang sekolah SD, SMP & SMA itu, guru selalu berasumsi dan menilai para siswa berlandaskan anggapan bahwa setiap anak itu nakal. Dipukul rata semua.
Setidaknya itu yang terjadi pada diri gua, di tempat gua, waktu gua dulu sekolah, di sekolah negeri. Buat semua guru, semua anak itu pada dasarnya nakal. Maka bila seorang anak melakukan sesuatu, itu pasti adalah hal yang buruk, pasti niatnya negatif atau harus dilarang.
Dan sekarang setelah gua dewasa, alih-alih bersyukur gua dulu mendapat pendidikan yang layak, gua justru bersyukur masa-masa sekolah gua sudah berakhir, dan gua ga perlu lagi berurusan dengan para guru dan siswa lain yang gua rasa tidaklah se-dewasa sama gua dalam berpikir. Dan juga, kita sebenarnya tidak pernah perlu untuk saling berurusan. Mungkin kita malah tidak perlu saling mengenal saja.
Gua dulu bukan termasuk siswa dengan nilai yang bagus dalam pelajaran sekolah sih. Makanya gua gak sekolah di sekolah terpopuler. Tapi biarpun gua dulu sekolah di sekolah populer, gua rasa juga ga begitu berbeda. Malah gua bakalan dapat banyak masalah karena siswa lain model-modelannya sok edgy.
Kalau di sekolah yang tidak populer itu sama saja, tapi siswa-siswanya tidak berorientasi pada ke-edgy-an. Jadi fair play gitu lah. Lebih ringan bebannya buat gua.
Tapi beneran, gua trauma sama sekolah. Buat gua sekolah adalah tempat yang tidak menyenangkan sama sekali. Para guru bukan berniat mendidik, tapi menghukum. Para siswa lain ternyata pada dasarnya cuma pinter matematika, tapi pada akhirnya ga jadi siapa-siapa. Lha trus kenapa gua dulu harus berteman dengan mereka?
Ketika kita dewasa kita tidak lagi menjalin persahabatan karena proximity seperti ketika kita sekolah. Jadi setelah keluar sekolah dan gua bisa memilih teman siapapun, sejauh apapun yang gua mau, bukan karena jarak, gua merasa gua mendapat kebebasan.

Posted inAbout me